Udang galah adalah salah satu Crustacea yang memiliki badan beruas-ruas yang ditutup dengan kulit yang keras. Bagian kulit
tersebut merupakan kulit yang terbentuk dari zat chitin yang
tidak dapat mengikuti pertumbuhan daging. Badan udang galah
terdiri dari tiga bagian kepala dan dada yang membentuk menjadi satuan
kepala dada (cephalothorax), bagian badan (abdomen)dan bagian
ekor (urupoda). Bagian chepalothorax dibungkus dengan kulit yang keras
yang disebut dengan karapas. Terdapat tonjolan karapas yang bergerigi pada
bagian depan kepala yang biasa disebut rostrum. Secarataksonomi rostrum dan jumlahgerigi
pada rostrum dapat menentukan jenis (spesies).
Ciri khusus udang galah (Macrobranchium rosenbergii)
memiliki bentuk rostrum yang panjang dan melengkung seperti
pedang dengan jumlah gerigi pada bagian atas sebanyak 11-13 buah dan gerigi
pada bagain bawah berjumlah 8-14 buah.Terdapat lima kaki jalan (periopoda)
yang terletak pada bagian dada. Pada udang jantan dewasa pasangan kaki jalan
kedua memiliki bentuk yang panjang dan besar. Kaki jalan kedua memiliki ukuran
yang lebih panjang dibandingkan ukuran tubuhnya. Namun, pada udang betina
pertumbuhan kaki jalan kedua tidak mencolok dibandingkan dengan pertumbuhan
kaki jalan kedua pada udang jantan.
Bagian badan terdiri dari lima, masing - masing dilengkapi dengan
sepasang kaki renang (pleopoda), pada udang betina bagian tersebut
memiliki bentuk yang sedikit melebar membentuk semacam ruangang untuk mengerami
telurnya yang disebut dengan broodchamber. Bagian ekor merupakan
ruas terakhir dari ruas badan yang memiliki fungsi sebagai pengayuh atau yang
biasa disebut dengan ekor kipas. Uropoda atau ekor terdiri
dari bagian luar (exopoda) dan bagian dalam (endopoda). Bagian
ujung uropoda terdapat bagian ujung yang meruncing
disebut dengan telson.
Bentuk badan udang galah jantan dibagain perut lebih ramping sedangkan
udang galah betina pada bagian perutnya melebar. Alat keamin jantan terletak
pada basis kaki jalan kelima yang disebut dengan petasma namun
alat kelamin betina terletak pada bassis kaki jalan ketiga yang disebut
dengan thelicum. Bentuk kaki jalan kedua pada udang galah jantan
terlihat sangat mencolok memiliki ukuran yang panjang dan besar serta terdapat
duri-duri (spina) yang tumbuh merata di sepanjang kaki jalan tersebut
namun pada udang galah betina kaki jalan kedua tidak tumbuh mencolok dan
memiliki ukuran yang kecil dibandingkan dengan udang galah jantan.
Udang galah dapat ditemukan pada
sungai-sungai besar diwilayah Indonesia mulai dari Pulau Sumatra Sampai Pulau
Papua, terutama pada sungai-sungai yang secara langsung terhubung dengan laut.
Banyaknya Sungai di Indonesia menjadikan kekayaan strain udang galah asli Indonesia.
Udang Galah yang telah di domestikasi antara lain udang galah yang berasal dari
Sungai Musi, Asahan, Barito, Mahakam, Berau, Kusan, Kalipucang, dan Bone. Udang
galah yang sudah didomestikasi pada umumnya menggunakan nama sungai tempat
udang galah berasal sebagai nama strain. Selain udang galah strain geografis
tersebut, saat ini terdapat tiga strain udang galah hasil rekayasa genetika
melalui program seleksi yaitu Gimacro I, Gimacro II dan Siratu.
Udang galah GIMacro II merupakan Strain udang galah yang
dihasilkan dari perkawinan dari beberapa induk udang galah lokal yang berasal
dari daerah Barito, Musi, Asahan, Ciasem dan strain udang galah GIMacro I.
Pembentukan udang galah GI Macro II diawali dengan pembentukan populasi dasar
sintetis dilakukan pada tahun 2010. Populasi dasar sintesis (F0) dibentuk
melalui persilangan dua arah (diallele cross) diantara jantan dan betina
masing-masing strain udang galah koleksi yang didomestikasikan. Dari populasi
dasar ini, dilakukan pembentukan populasi F1 dan F2 pada tahun 2011.
Selanjutnya pada tahun 2012 dilanjutkan dengan pembentukan populasi F3 dan pada
tahun 2013 dilanjutkan pada populasi F4. Beberapa keunggulan udang galah GI
Macro II antara lain Kelangsungan hidup (Survival rate) pada fase pembenihan adalah 62,0 %.
Mempunyai toleransi lingkungan yang tinggi terhadap kenaikan salinitas,
penurunan pH, penurunan suhu dan rendaman formalin dengan SR > 90%. Tumbuh lebih cepat 67,61 % pada
karakter bobot dibandingkan dengan pembentuknya (Barito, Musi, Asahan,
Ciasem, GIMacro), Ketahanan
terhadap penyakit Vibriosis tinggi (Sintasan 65% pada uji tantang Vibrio
harveyi pada LC50 105 cfu/ml Serta bebas dari penyakit WTD (White Tile Deseases)
yang disebabkan oleh MrNV (Macrobrachium rosenbergii Noda
Virus) Udang galah GI
Macro II dilepaskan ke masyarakat berdasarkan Surat Keputusan Menteri kelautan
dan Perikanan No. 23/KEPMEN-KP/2014 (Balai
Penelitian Pemuliaan Ikan Sukamandi, 2014). Berikut adala salinan SK Pelepasan GI Macro II :
ayo segera bergabung dengan saya di D3W4PK
BalasHapushanya dengan minimal deposit 10.000 kalian bisa menangkan uang jutaan rupiah
ditunggu apa lagi ayo segera bergabung, dan di coba keberuntungannya
untuk info lebih jelas silahkan di add Whatshapp : +8558778142
terimakasih ya waktunya ^.^