Senin, 13 November 2017

VARIASI UKURAN UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii) JANTAN DAN BETINA HASIL PEMBESARAN



Udang galah merupakan  jenis udang air tawar   yang telah lama dipelajari dan dikembangkan sebagai komoditas perikanan air tawar yang mempunyai nilai ekonomis penting. Udang galah tumbuh dan berkembang di sungai-sungai besar di wilayah Indonesia, seperti sungai Musi, Asahan, Barito dan Mahakam.  Namun sekarang ini udang galah semakin susah ditemukan di alam akibat adanya penangkapan yang  kurang memperhatikan kelestarian sumberdayanya.
Permintaan udang galah yang terus meningkat dan disertai dengan berkurangnya pasokan udang galah yang berasal dari alam mendorong berkembangnya usaha budidaya udang galah.  Pembesaran  udang galah dapat dilakukan secara tradisional pada kolam-kolam tadah hujan,  kolam semi intensif maupun kolam intensif . selain itu, Pembesaran  udang galah juga dapat dilakukan bersama padi di lahan persawahan dengan sebutan UGADI yang merupakan kependekan dari Udang Galah bersama Padi.
Udang galah mempunyai karakteristik tingginya variasi pada saat pembesaran. Variasi ukuran pada udang galah disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah faktor genetik, stuktur sosial dan faktor lingkungan (Ra’anan. 1991). Variasi ukuran pada udang galah jantan  mempengaruhi terbentuknya beberapa tipe berdasarkan perbedaan morfologinya atau morfotipe. Menurut  Kuris  et.al. (1987), morfotipe udang galah jantan dibedakan menjadi tiga morfotipe yang mempengaruhi tingkah laku dan tingkat pertumbuhannya.  Morfotipe udang galah jantan dapat dibedakan menjadi udang galah capit biru (blue claw/BC), capit oranye (oranye claw/OC)  dan udang galah jantan kecil (small male/SM). Udang galah BC mempunyai pertumbuhan lambat, OC mempunyai pertumbuhan cepat dan SM pertumbuhan lambat (Ra’anan. 1982; Sagi, Milner, dan Cohen 1988; Krettiawan, Sopian dan Anggraeni. 2013).
  Variasi ukuran pada udang galah sangat mempengaruhi  lama waktu pemanenan, harga jual  dan  sistem budidaya yang terapkan.  Harga udang galah di tingkat pembudidaya saat ini berkisar antara Rp 70.000 – Rp 130.000 per kg,  tergantung pada ukurannya.  Semakin besar ukuran udang, semakin tinggi harganya.  Ukuran udang galah ditentukan berdasarkan jumlah udang dalam ukuran bobot satu kilogram. Ukuran udang galah umumnya terdiri dari ukuran besar (kurang dari 30 ekor/Kg), ukuran medium (30-40 ekor/Kg); dan ukuran kecil (40-60 ekor/Kg).  Ukuran besar juga masih bisa dikategorikan lagi menjadi Ukuran Besar Super (10-15 ekor/Kg), dan  Besar Biasa (20-30 ekor/Kg).  Udang Galah dapat dipanen setelah kurang lebih 4-6 bulan masa pembesaran atau setelah mencapai ukuran yang di inginkan oleh permintaan pasar dengan ukuran minimal 30-40 (40 ekor/Kg).  
Ukuran udang galah pada saat panen bervariasi baik pada populasi jantan maupun betina.  Variasi berdasarkan ukuran tersebut sangat mudah dikenali secara visual dikarenakan kisaran ukuran dalam populasi yang cukup lebar .  Visualisasi variasi ukuran udang galah jantan dan betina pada fase pembesaran seperti terlihat pada Gambar 1. 
                                            

Gambar 1. Variasi udang galah pada saat panen. A= Variasi pada populasi jantan. B= Variasi pada populasi betina
      
         
Variasi pertumbuhan merupakan karakteristik dari udang galah terutama pada fase pembesaran.  Distribusi ukuran relatif sama pada populasi udang sebelum dewasa, namun setelah  dewasa, distribusi ukuran menjadi sangat berbeda (Ra’anan., et al. 1991; Ranjeet dan  Kurup 2002).  Laju pertumbuhan udang secara internal bergantung pada kelancaran proses ganti kulit.  Pertumbuhan udang galah merupakan serangkaian proses yang menyebabkan peningkatan biomas sebagai hasil dari transformasi materi dan energi pakan menjadi biomasa tubuh udang (Allen., et al. 1984).
Ukuran pasar udang galah terbagi menjadi 3 kelompok, yaitu : ukuran besar (10 -30 ekor/kg), medium (30 – 40 ekor/kg) dan kecil (40 – 60 ekor/kg) sedangkan ukuran diatas 60 ekor/kg adalah ukuran Afkir. Ukuran besar masih bisa dibagi menjadi dua kelompok yaitu ukuran super dan biasa. Proporsi pengelompokkan ukuran pasar berdasarkan bobot udang galah pada saat panen dengan lama pemeliharaan 90 hari masih didominasi oleh ukuran kecil dan afkir.  Proporsi udang galah besar jantan lebih banyak dari pada betina. Ukuran medium dan kecil didominasi oleh udang betina, namun ukuran afkir didominasi oleh udang galah jantan .  Populasi udang galah jantan memiliki proporsi ukuran besar sebanyak 7,66%, ukuran medium sebanyak 12,31%, ukuran kecil sebanyak 19,35 dan ukuran afkir sebanyak 60,69%, sehingga proporsi terbanyak pada populasi jantan adalah ukuran afkir. Sedangkan pada populasi betina, proporsi ukuran besar sebanyak 2,50%, ukuran medium sebanyak 22,63%, ukuran kecil sebanyak 50,79% dan ukuran afkir sebanyak 24,08%.  Hal ini menunjukkan bahwa pada populasi betina proporsi terbanyak adalah ukuran kecil seperti terlihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Variasi ukuran udang galah pada populasi jantan dan betina pada saat panen dengan  masa pemeliharaan selama 90 hari
  
Ukuran udang galah jantan mempunyai karakter pertumbuhan yang berbeda dibandingkan dengan betina. Pertumbuhan udang galah berkaitan erat dengan status morfotipenya. Udang galah jantan kecil (small male/SM) mempunyai tingkat pertumbuhan yang lambat dibandingkan udang galah jantan kecil yang berubah menjadi udang galah capit oranye (oranye claw/OC ) di sisi lain udang galah capit biru (blue claw/BC) berganti kulit/moulting  tidak teratur sehingga mengalami pertumbuhan yang lambat. Pertumbuhan udang galah secara individu selama fase OC mengalami tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan udang galah SM dan BC (Ra’anan. et.al.1991). Hal ini yang menyebabkan udang galah jantan ukuran besar 7.66% sedangkan  udang galah jantan kecil mencapai 50.79%.
Sedangkan pada udang galah betina, tingkat pertumbuhan udang galah betina yang belum matang gonad relatif tinggi dan setelah matang gonad tingkat pertumbuhan sangat lambat tetapi tidak berhenti sementara  udang galah betina yang masih kecil dapat terus tumbuh sampai mendekati ukuran udang galah betina dewasa, dengan demikian Variasi ukuran pada udang galah betina dapat berkurang seiring waktu pemeliharaan (Ra’anan. et.al. 1991). Hal ini yang menyebabkan udang galah betina ukuran besar hanya 2,50%, sementara udang galah ukuran medium dan kecil yang sedang tumbuh mempunyai persentase  relatif besar.
Berdasarkan hasil kegiatan tersebut dapat dijadikan pertimbangan dalam budidaya udang galah. Penerapan budidaya udang galah dengan pola panen selektif dapat memberikan keuntungan yang lebih besar  karena udang galah jantan yang berukuran kecil dapat tumbuh mencapai ukuran besar. Sedangkan untuk menghasilkan udang galah ukuran panen yang seragam dapat menggunakan pola budidaya udang galah monosex.


DAFTAR PUSTAKA

Allen PG, Botsford CW, Schuur AM, Johnston WE. 1984.  Bioeconomics Aquaculture. Amsterdam: Elsevier.

Krettiawan H, Sopian A dan Anggraeni F.  2013.  Variasi Pertumbuhan pada Udang Galah.  Buletin BPPI 1 :11

Kuris AM, Ra’anan Z, Sagi A and Cohen D.  1987.  Morphotypic differentiation of male Malaysian giant prawns, Macrobrachium rosenbergii. Journal of Crustacean Biology 7 219–237.

Ra’anan Z.  1982.  The Ontogeny of Social Structure in the Freshwater Prawn Macrobrachium rosenbergii (de Man).  PhD. Thesis.  Life Science Institute. The Hebrew University of Jerusalem, Israel

Ra’anan Z, Sagi A, Wax Y, Karplus I, Hulata G, and Kuris A.  1991.  Growth, Size Rank, and Maturation of the Freshwater Prawn, Macrobrachium rosenbergii: Analysis of Marked Prawns in an Experimental Population. Bid. Bull. 181: 379-386.

Ranjeet K and  Kurup BM. 2002.  Heterogeneous Individual Growth of Macrobrachium rosenbergii Male Morphotypes.  Naga, The ICLARM Quarterly Vol. 25, No. 2


Sagi A, Milner Y, and Cohen D.  1988.   Spermatogenesis and Sperm Storage in the Testes of the Behaviorally Distinctive Male Morphotypes of Macrobrachium rosenbergii (Decapoda, Palaemonidae). Biol. Bull. 174: 330-336 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar