Rabu, 06 Desember 2017

PENDEDERAN UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii) MENGGUNAKAN WARING

Udang galah, Macrobrachium rosenbergii merupakan kandidat potensial sebagai komoditi unggulan budidaya di perairan  tawar, karena telah banyak dipelajarinya teknik produksi benih di hatcheri dan pembesarannya. Permasalahan penyakit yang jarang ditemui serta nilai jual yang tinggi juga menjadi keunggulan dari udang galah (Ariyaratne dan Amaraweera.  2015).  Budidaya udang galah pada fase pembesaran memerlukan ketersediaan benih berkualitas yang merupakan produk dari fase pendederan.
         Pendederan udang galah merupakan tahapan antara pemeliharaan larva di hatcheri dengan pembesaran udang galah untuk mencapai ukuran konsumsi, atau tahapan pemeliharaan Pascalarva (PL) udang galah yang dipeliharan pada kepadatan tinggi dengan benih udang galah yang siap ditebarkan di kolam pembesaran.  Dengan demikian, pendederan merupakan tahapan penting  dan dapat menjadi usaha ekonomis mengingat harga benih udang galah menjadi lebih mahal seiring dengan peningkatan ukuran tubuhnya.  Pembudidaya udang galah pada fase pembesaran juga lebih memilih benih dengan ukuran yang besar  dari pada menebar PL dikarenakan kelangsungan hidup udang akan lebih tinggi (Mamun, et al.,  2010).
         Untuk menjalankan usaha pendederan udang galah yang berhasil, diperlukan pemahaman tentang efek dari faktor-faktor seperti kepadatan penebaran PL, sistem pemeliharaan, jenis pakan, serta jadwal pemberian pakan (Alam, et al.,  1997).  Menurut Khasani, et al (2010), pendederan dapat dilakukan pada sistem waring dengan kepadatan 250 ekor/m2 (Khasani. 2010).  Namun kebutuhan luasan waring serta kolam yang terbatas menuntut penebaran PL ditingkatkan, sehingga padat tebar perlu ditambahkan.  Untuk itu, diperlukan percobaan untuk menganalisa pertumbuhan dan kelangsungan hidup udang galah pada fase pendederan pada sistem waring dengan padat tebar lebih dari 250 ekor/m2
Kegiatan pendederan menggunakan Benih udang galah dengan ukuran panjang total 10,4±1,05 mm dan bobot rerata 0,01±0,004 g.  Benih udang galah tersebut merupakan anakan dari GI Macro II Generasi II yang telah dilepaskan berdasar Sk MenKP No.23 Tahun 2014. Padat penebaran benih udang galah yaitu : 300 ekor/m2 dan 600 ekor/m2.  Pemberian pakan sebanyak 20% biomas udang per hari dengan frekuensi pemberian pakan sebanyak 2 kali sehari.  Pemeliharaan dilakukan selama 30 hari, Sampling dilakukan setiap 15 hari sekali. Variabel yang diamati meliputi Panjang Total, bobot,  keseragaman ukuran dan kelangsungan hidup udang galah.
Pengukuran keseragaman benih udang dilakukan dengan membandingkan ukuran sampel benih. Benih udang dikategorikan berukuran seragam  bila 80 % dari populasi benih relatif sama, dan kurang dari 20 % berukuran lebih kecil atau lebih besar dari ukuran rataan (SNI : 01- 6486.2 – 2000).
Benih udang galah yang telah dipelihara selama 30 hari telah mencapai ukuran panjang total 24,91±4,11 mm pada perlakuan 300 ekor/m2, sedangkan pada perlakuan 600 ekor/m2 mencapai ukuran lebih kecil yaitu 23,13±3,17 mm.    Nilai keseragaman ukuran berdasarkan nilai koefisien variasi pada panjang total udang galah sebesar 16,51% pada perlakuan 300 ekor/m2, sedangkan pada perlakuan 600 ekor/m2 sebesar 13,7%.  Berdasarkan nilai tersebut udang galah yang dipelihara selama 30 hari menunjukkan seragam.  Menurut SNI : 01- 6486.2 – 2000, benih udang dikategorikan berukuran seragam  bila 80 % dari populasi benih relatif sama dan kurang dari 20 % berukuran lebih kecil atau lebih besar dari ukuran rataan.  Bobot benih udang galah setelah masa pemeliharaan selama 30 hari, mencapai 0,13±0,05 g pada perlakuan padat tebar 300 ekor/m2, sedangkan pada perlakuan 600 ekor/m2 mencapai bobot 0,1±0,04 g
Nilai kelangsungan hidup udang galah pada perlakuan padat tebar 300 ekor/m2 menunjukkan nilai sebesar 87,83%.  Nilai tersebut lebih besar dari pada perlakuan padat tebar 600 ekor/m2 yang memiliki nilai kelangsungan hidup sebesar 83,08%.  Kelangsungan hidup pada fase pendederan dapat bervariasi yang dipengaruhi oleh sifat teritorial dan kanibalisme saat dipelihara dengan kepadatan yang tinggi (Mamun, et al.,  2010).







DAFTAR PUSTAKA

Alam MJ, Hoq ME, Jahan DA and Mazid  MA.  1997.  Nursery rearing of Macrobrachium rosenbergii (de Man) using hapa-nets : effects of stocking density .  Bangladesh J. Fish. Res., 1 (1) : 09-16
Ariyaratne MHS and Amaraweera R.  2015.  Fish offal based aqua-feed for rearing post-larvae of freshwater prawn, Macrobrachium rosenbergii.  Sri Lanka J. Aquat. Sci. 20 (2): 39-47
Khasani I, Imron dan Iswanto B.  2010.  STANDAR OPERASIONAL BUDIDAYA UDANG GALAH GUNA MENDUKUNG PEMULIAAN.  Standar Prosedur Operasional No. 17 (SPO No. 17). Pendederan udang galah.  LOKA RISET PEMULIAAN DAN TEKNOLOGI BUDIDAYA PERIKANAN, Subang
Mamun MAA, Hossain MA, Hossain MS and Ali ML.  2010.  Effects of different types of artificial substrates on nursery production of freshwater prawn, Macrobrachium rosenbergii (de Man) in recirculatory system. Bangladesh Agril. Univ. 8(2): 333–340





Tidak ada komentar:

Posting Komentar