Udang galah, Macrobrachium rosenbergii merupakan kandidat potensial sebagai
komoditi unggulan budidaya di perairan
tawar, karena telah banyak dipelajarinya teknik produksi benih di
hatcheri dan pembesarannya. Permasalahan penyakit yang jarang ditemui serta nilai
jual yang tinggi juga menjadi keunggulan dari udang galah (Ariyaratne dan Amaraweera. 2015). Budidaya
udang galah pada fase pembesaran memerlukan ketersediaan benih berkualitas yang
merupakan produk dari fase pendederan.
Pendederan udang galah
merupakan tahapan antara pemeliharaan larva di hatcheri dengan pembesaran udang
galah untuk mencapai ukuran konsumsi, atau tahapan pemeliharaan Pascalarva (PL)
udang galah yang dipeliharan pada kepadatan tinggi dengan benih udang galah
yang siap ditebarkan di kolam pembesaran.
Dengan demikian, pendederan merupakan tahapan penting dan dapat menjadi usaha ekonomis mengingat
harga benih udang galah menjadi lebih mahal seiring dengan peningkatan ukuran
tubuhnya. Pembudidaya udang galah pada
fase pembesaran juga lebih memilih benih dengan ukuran yang besar dari pada menebar PL dikarenakan kelangsungan
hidup udang akan lebih tinggi (Mamun, et al., 2010).
Untuk menjalankan usaha pendederan
udang galah yang berhasil, diperlukan pemahaman tentang efek dari faktor-faktor
seperti kepadatan penebaran PL, sistem pemeliharaan, jenis pakan, serta jadwal
pemberian pakan (Alam, et al., 1997). Menurut
Khasani, et al (2010), pendederan
dapat
dilakukan pada
sistem waring dengan kepadatan 250 ekor/m2 (Khasani.
2010). Namun kebutuhan luasan waring serta kolam yang terbatas
menuntut penebaran PL ditingkatkan, sehingga padat tebar perlu
ditambahkan. Untuk itu,
diperlukan percobaan untuk menganalisa pertumbuhan dan kelangsungan hidup udang
galah pada fase pendederan pada sistem waring dengan padat tebar lebih dari 250
ekor/m2.
Kegiatan pendederan
menggunakan Benih udang galah dengan ukuran panjang total 10,4±1,05 mm dan
bobot rerata 0,01±0,004 g. Benih udang
galah tersebut merupakan anakan dari GI Macro II Generasi II yang telah
dilepaskan berdasar Sk MenKP No.23 Tahun 2014. Padat penebaran benih udang
galah yaitu : 300 ekor/m2 dan 600 ekor/m2. Pemberian pakan sebanyak 20% biomas udang per
hari dengan frekuensi pemberian pakan sebanyak 2 kali sehari. Pemeliharaan dilakukan selama 30 hari,
Sampling dilakukan setiap 15 hari sekali. Variabel yang diamati meliputi
Panjang Total, bobot, keseragaman ukuran
dan kelangsungan hidup udang galah.
Pengukuran keseragaman benih udang dilakukan dengan
membandingkan ukuran sampel benih. Benih udang dikategorikan berukuran
seragam bila 80 % dari populasi benih
relatif sama, dan kurang dari 20 % berukuran lebih kecil atau lebih besar dari
ukuran rataan (SNI : 01- 6486.2 –
2000).
Benih
udang galah yang telah dipelihara selama 30 hari telah mencapai ukuran panjang
total 24,91±4,11 mm pada perlakuan 300 ekor/m2, sedangkan pada perlakuan 600
ekor/m2 mencapai ukuran lebih kecil yaitu 23,13±3,17 mm. Nilai keseragaman ukuran berdasarkan nilai
koefisien variasi pada panjang total udang galah sebesar 16,51% pada perlakuan
300 ekor/m2, sedangkan pada perlakuan 600 ekor/m2 sebesar 13,7%. Berdasarkan nilai tersebut udang galah yang
dipelihara selama 30 hari menunjukkan seragam.
Menurut SNI : 01- 6486.2 – 2000, benih
udang dikategorikan berukuran seragam
bila 80 % dari populasi benih relatif sama dan kurang dari 20 %
berukuran lebih kecil atau lebih besar dari ukuran rataan. Bobot benih udang galah setelah masa pemeliharaan
selama 30 hari, mencapai 0,13±0,05 g pada perlakuan padat tebar 300 ekor/m2,
sedangkan pada perlakuan 600 ekor/m2 mencapai bobot 0,1±0,04 g
Nilai kelangsungan hidup udang galah pada perlakuan
padat tebar 300 ekor/m2 menunjukkan nilai sebesar 87,83%. Nilai tersebut lebih besar dari pada
perlakuan padat tebar 600 ekor/m2 yang memiliki nilai kelangsungan
hidup sebesar 83,08%. Kelangsungan
hidup pada fase pendederan dapat bervariasi yang dipengaruhi oleh sifat
teritorial dan kanibalisme saat dipelihara dengan kepadatan yang tinggi (Mamun, et al., 2010).
DAFTAR PUSTAKA
Alam MJ, Hoq ME, Jahan DA and Mazid MA.
1997. Nursery rearing of Macrobrachium
rosenbergii (de Man) using hapa-nets : effects of stocking density . Bangladesh J. Fish. Res., 1 (1) : 09-16
Ariyaratne MHS and Amaraweera R. 2015.
Fish offal based aqua-feed for rearing post-larvae of freshwater prawn,
Macrobrachium rosenbergii. Sri Lanka J.
Aquat. Sci. 20 (2): 39-47
Khasani I, Imron dan Iswanto B. 2010. STANDAR
OPERASIONAL BUDIDAYA UDANG GALAH GUNA MENDUKUNG PEMULIAAN. Standar Prosedur Operasional
No. 17 (SPO No. 17). Pendederan udang galah.
LOKA RISET PEMULIAAN DAN TEKNOLOGI BUDIDAYA PERIKANAN, Subang
Mamun
MAA, Hossain MA, Hossain MS and Ali ML.
2010. Effects of different types
of artificial substrates on nursery production of freshwater prawn, Macrobrachium
rosenbergii (de Man) in recirculatory system. Bangladesh Agril. Univ. 8(2):
333–340
Tidak ada komentar:
Posting Komentar