I. PENDAHULUAN
Gambar 1. Mobil Pengankutan Calon Induk |
Udang galah (Macrobranchium
rosenbergii) merupakan salah satu jenis udang air tawar yang mempunyai
potensi besar untuk dikembangkan secara luas sebagai komoditas perikanan
perairan tawar Indonesia. Kegiatan budidaya udang galah dapat dilakukan oleh
masyarakat secara luas dikolam, sawah maupun tambak. Namun untuk mendukung budidaya
udang galah pada fase pembesaran dibutuhkan bibit yang tersedia dalam jumlah
yang cukup dan tersedia terus menerus.
Kebutuhan
benih udang galah terus mengalami peningkatan, sedangkan panti – panti
pembenihan atau unit pelaksana teknis (UPT) yang menyediakan benih udang galah
masih terbatas, sehingga tidak bisa mencukupi kebutuhan benih udang galah. Selain itu, panti pembenihan juga mengalami kendala dalam penyediaan
induk. Induk udang galah hasil domestikasi dan pemuliaan masih terkendala dengan adanya kematian yang tinggi selama pengangkutan. Sehubungan dengan hal
tersebut diperlukan dukungan teknologi penanganan dan transportasi induk udang
galah.
Transportasi udang galah adalah memindahkan udang galah
dari suatu tempat ke tempat lainnya, pada dasarnya adalah memaksa menempatkan
udang galah dalam suatu lingkungan baru yang berlainan dengan lingkungan
asalnya, disertai perubahan sifat lingkungan yang sangat mendadak. Oleh karena
itu, pengangkutan udang galah harus dilakukan secara hati-hati dalam
penanganannya, jika tidak dilakukan secara hati-hati udang akan menjadi
hiperaktif sehingga meningkatkan laju konsumsi oksigen dan laju ekresi sisa
metabolisme yang dapat meningkatkan resiko kematian pada saat pengangkutan.
Pengangkutan
udang galah hidup dapat dilakukan dengan system terbuka menggunakan wadah
yang diberi aerasi dan system tertutup menggunakan wadah yang diberi oksigen.
Transportasi udang galah jarak jauh dengan system
tertutup lebih praktis dibandingkan system terbuka, namun kelemahannya
adalah oksigen yang diberikan pada wadah pengangkutan sangat terbatas sehingga
kepadatan udang dalam wadah dan jarak tempuh sangat menentukan keberhasilan
pengangkutan udang galah.
1.2.
Tujuan
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui tingkat
kelangsungan hidup Calon induk udang galah dengan sistem transportasi terbuka.
II.
METODE
KEGIATAN
2.1. Alat dan
Bahan
Gambar 2. Blong Pengangkutan Calon Induk |
Peralatan
yang digunakan dalam kegiatan ini adalah mobil bak tertutup, Blong plastik
kapasitas 230 liter, blower, selang aerasi, batu aerasi, waring untuk selter 60
cm x 110 cm, seser, ember, selang, Tabung gas oksigen, penggaris mangkuk, Water Quality Control (WQC) dan
timbangan digital. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu induk udang galah GPS (great parent stock) sintetik F3 betina
dengan berat rata-rata 21.96 gram dan induk jantan dengan berat rata-rata 42.51
gram.
2.3. Cara Kerja
Kegiatan
pengangkutan Calon induk udang galah dimulai dengan pengangkatan induk dari
kolam pemeliharaan di kolam 400 m2 selanjutnya calon induk ditampung dalam
bak 5 m2 agar dapat beradaptasi pada lingkungan bak terkontrol.
Sebelum pengangkutan induk disampling panjang dan bobotnya terlebih dahulu.
Calon induk udang galah dipuasakan selama 24 jam terlebih dahulu sebelum
dilakukan pengangkutan ke BBI Majenang dengan tujuan untuk mengurangi sisa
metabolisme pada media air saat pengangkutan. Pengangkutan dilakukan pada malam
hari untuk menjaga suhu pengangkutan agar tetap stabil. Pengangkutan dilakukan
dengan sistem pengangkutan secara terbuka dengan empat blong
plastik yang dimasukan dalam mobil bak tertutup. Blong plastik diisi air
sebanyak 115 liter. Setiap blong plastik diisi calon induk udang galah sebanyak
275 ekor. Sebagai selter dimasukan waring hitam berukuran 60 cm x 110 cm
sebanyak 5 lembar per blong. Pengangkutan
dilakukan mulai jam 20. 30 WIB dari Balai Riset Pemuliaan Ikan Sukamandi
dan sampai di Kabupaten Cilacap pada jam 7.30 WIB atau 11 jam perjalanan. Sebelum
dimasukan ke kolam pemeliharaan induk udang galah yang mati dihitung untuk
mengetahui tingkat kelangsungan hidup selama perjalanan.
Gambar 3. Pelepasan Calon Induk Ke Kolam |
Selama pengangkutan dilakukan pengukuran kualitas air dengan menggunakan
water quality control. Parameter yang di ukur yaitu kandungan oksigen
terlarut, derajat keasaman (pH), suhu dan conductivity.
III. HASIL
PENGAMATAN
Data pengamatan tingkat kelangsungan hidup/survival rate
selama pengangkutan udang galah dari Balai Penelitian Pemuliaan Ikan Sukamandi sampai Kabupaten Cilacap disajikan dalam table 1.
Tabel
1. Kelangsungan hidup calon induk udang galah selama pengangkutan
No. Wadah
|
Jumlah (ekor)
|
Kelangsungan hidup
|
|
Awal
|
Ahir
|
(%)
|
|
1
|
275
|
271
|
98.55
|
2
|
275
|
269
|
97.82
|
3
|
275
|
272
|
98.91
|
4
|
275
|
275
|
100.00
|
Jumlah
|
1100
|
1087
|
|
Rata-rata
|
275
|
272
|
98.82
|
SD
|
0
|
2.5
|
0.91
|
Data kualitas air selama pengangkutan calon induk udang galah disajikan dalam table 2 sebagai berikut :
Tabel
2. Parameter Kualitas Air Selama Pengangkutan Calon Induk Udang Galah
No. Wadah
|
Parameter kualitas Air
|
||
Suhu (oC)
|
pH
|
DO (mg/l)
|
|
1
|
26.2 - 28.7
|
7.76 - 7.78
|
4.6 - 7.7
|
2
|
25.7 - 28.7
|
7.96 - 8.02
|
4.4 - 5.2
|
3
|
26.9 - 28.7
|
7.89 - 7.97
|
5.4 - 7.7
|
4
|
27.1 - 28.7
|
7.72 - 7.82
|
4.7 - 7.7
|
Gambar 4. Calon Induk Udang Galah |
Pengangkutan
calon induk udang galah dengan jarak tempuh selama 11 jam menghasilkan tingkat kelangsungan hidup calon induk udang galah yang relatif tinggi.
ayo segera bergabung dengan saya di D3W4PK
BalasHapushanya dengan minimal deposit 10.000 kalian bisa menangkan uang jutaan rupiah
ditunggu apa lagi ayo segera bergabung, dan di coba keberuntungannya
untuk info lebih jelas silahkan di add Whatshapp : +8558778142
terimakasih ya waktunya ^.^